25/09/2023
Foto: dr. Hj. Hajrah As’ad, M.Kes saat membawakan materi tentang Stunting di kegiatan Sosialisasi KIE Program Bangga Kencana Bersama Mitra Kerja.

Foto: dr. Hj. Hajrah As’ad, M.Kes saat membawakan materi tentang Stunting di kegiatan Sosialisasi KIE Program Bangga Kencana Bersama Mitra Kerja.

MAMUJU, Gelar kegiatan sosialisasi untuk percepatan penurunan stunting, Anggota DPR RI Komisi IX, Hj. Ruskati Ali Baal Bersama Kepala Dinas Pengendalian Penduduk dan Keluarga Berencana (DPPKB) dr. Hj. Hajrah As’ad, M.Kes memberikan materi kepada masyarakat untuk mecegah terjadinya stunting melalui program 1.000 hari pertama kehidupan (HPK), Senin (22/8/2022).

Kegiatan Sosialisasi KIE program Bangga Kencana Bersama Mitra Kerja dilaksanakan di dua tempat berbeda. Kegiatan pertama dilaksakana di café Ruang Rindu dan kegiatan kedua dilaksankan di pantai panorama Mamuju di hari yang sama.

Dalam materinya, Kepala DPPKB, dr. Hj hajrah As’ad, M.Kes mejelaskan bahwa stunting merupakan Sindroma gagal tumbuh pada anak (balita) akibat kekurangan gizi khronis dan infeksi berulang serta stimulasi psikososial yang tidak memadai terutama pada 1000 Hari Kehidupan sehingga anak lebih pendek untuk usianya.

“ Ditahun 2019, 50 % Provinsi memiliki prevalensi diatas rata-rata nasional yakni 27,7 % dan kita di Sulawesi Barat menjadi tertinggi kedua sebesar 40,4 % setelah NTT yang sebesar 43,8 %. Hal inilah yang harus kita turunkan dan harus dicegah” Lanjut dr. Hajrah sapaan Beliau.

Penanganan masalah gizi merupakan upaya lintas sektor  untuk mengatasi penyebab langsung, tidak langsung, dan akar masalah melalui upaya intervensi spesifik dan intervensi sensitive “Cegah stunting dengan memperhatikan gizi, kesehatan dan pertumbuhan bayi di 1000 HPK dimulai sejak masa kehamilan (270 hari) hingga anak berusia 2 tahun (730 hari)” ujar dr. Hajrah

Dalam kegiatan sosialisasi ini, dr Hajrah memberikan pemahaman kepada masyakata tetang kiat-kiat mencegah stunting dan pemberian nutrisi seimbang kepada bayi dan ibunya sehinggah masalah stunting di Sulawesi barat dapat dicegah.

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *